Kamis, 15 September 2011

PROTO MELAYU

Terdapat tiga selat utama di bekas dataran Sunda: Selat Malaka, Selat Jawa dan Selat Karimata. Di tiga selat itu dulu tiga pusat kebudayaan. Di Selat Malaka, Oppenheimer berspekulasi ini cikal Bahasa Austro-Asiatik. Peninggalannya tampak di Bahasa Aceh dan suku asli di Malaysia. Di Selat Jawa, seperti yang tadi saya utarakan, cikal Bahasa Jawa-Barito-Bali-Sasak-Madura. Ini penutur terbesar di dataran Sunda. Sementara bahasa Melayu modern kemungkinan turun dari hilir sungai yang bermuara di Kepulauan Natuna sekarang. Bagian terbesar di Kalimantan. Dengan kata lain, Asia Tenggara menyumbang tiga filum bahasa dunia: Austronesia, Austro-Asiatik dan filum Melanesia. Di luar tiga filum bahasa itu, ada sejumlah bahasa yang diistilahkan sebagai Hesperonia, semacam bahasa tua terisolasi. Misal Nias-Mentawai. Sejumlah bahasa berinduk ke Austronesia tumbuh semakin berbeda dengan yang lain seperti Bahasa Sunda. Bahasa Batak juga tergolong Hesperonia. Dulu dipakai istilah Proto-Melayu, namun kini istilah ini (termasuk deutro Melayu) tak tepat lagi. Saya pendukung teori Melayu ya berasal dari negeri Melayu sekarang, bukan dari Taiwan, apalagi Yunan. Ada beberapa alasannya. Alasan 1) Genetik buktikan justru orang Asia Timur keturunan dari Asia Tenggara. Itu sebab orang sini lebih variatif tampangnya. 2) Bahasa Austronesia ini tak kenal masa lalu dan masa depan. Ini ciri masyarakat tropis, ketika matahari dan hujan ada sepanjang tahun. 3) Pertautan antar beberapa bahasa lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya, jadi sulit dibayangkan datang dari jauh spt Yunan. 4) Jika Melayu turun dari Yunan, kenapa tak ada Melayu yang naik sampai ke China atau Jepang sehingga berbekas pada bahasa? 5) 10.000 tahun lalu, China-Jepang masih berselimut es. Jawa puluhan ribu tahun lalu dulu tak bersalju. Lebih bisa survive di mana? Pendapat saya soal asal Melayu ini disarikan dr sejumlah buku dan artikel yang ditulis di atas tahun 1990. ada jg sedikit analisis pribadi. Karena itu, istilah "proto-Melayu' dan 'deutro Melayu' ketinggalan zaman. Ada nuansa politis juga di balik istilah itu. Seharusnya justru orang Indonesia, terutama Melanesia (Papua) yang jadi SaudaraTua semua warga Asia. Mereka tertua kedua setelah Afrika.

from Time Line Arifbambani on twitter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar